SEKITAR KITA
Vaksinasi Covid-19 pada Anak, Ini Pendapat Akademisi Unair
Memontum Surabaya – Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Unair), Dr Dominicus Husada, mengatakan meski pandemi Covid-19 tidak lebih menyeramkan dari Flu Spanyol pada 1918 dan pandemi PES pada abad ke-14, pandemi Covid-19 mampu membuat pelayanan kesehatan kewalahan.
“Tapi sekalipun tidak sebanyak yang dua itu (Pandemi, Red) selama 2 bulan terakhir kita sudah dihancur leburkan oleh Corona. Kalaupun di Indonesia ada penurunan, dengan negara-negara lain di Asia Tenggara Indonesia masih tergolong meningkat,” kata dr Dominicus Husada, Selasa (10/08).
baca juga:
Berbagai cara dilakukan seperti penggunaan double masker, mencuci tangan, mencegah kerumunan, bahkan pemberian vaksin.
“Prinsipnya adalah makin banyak anda memakai layering maka semakin baik. Semua layer memiliki lubang tapi jika digabung menjadi satu maka dia tidak akan bisa ditembus,” terangnya.
Kata dr Dominicus, vaksin diberikan guna menciptakan herd immunity agar penyebaran virus Covid-19 bisa ditekan. Saat ini pemberian vaksin Covid-19 tidak hanya ditujukan pada tenaga kesehatan, dewasa, atau lansia.
Lanjutnya, namun anak-anak sudah bisa mendapat vaksin sesuai dengan surat edaran yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dengan nomor HK.02.01/I/2007/2021.
Dalam surat edaran tersebut disebutkan bahwa anak dengan usia 12 hingga 17 tahun sudah diperbolehkan menerima vaksin.
Sementara itu, pro dan kontra tentang pemberian vaksin Covid-19 pada anak turut bermunculan. “Bagi yang pro akan mengatakan bahwa jumlah anak yang sakit itu besar lho, di Jawa Timur saja jumlah anak yang usianya dibawah 15 tahun sekitar 8 hingga 10 juta jadi sangat besar. Dan itu pasti mempengaruhi herd immunity,” jelasnya.
Lanjutnya lagi, lalu anak-anak ini kan punya kegiatan massal, memberi tahu anak itu sulit kalau mereka harus pakai masker dan remaja butuh berkumpul.
Selain itu, dirinya menyampaikan bahwa remaja adalah orang yang paling sulit diatur. Jadi kalau disuruh pakai masker atau cuci tangan tidak akan didengar. Remaja berperan dalam transmisi. Jangan lupa anak-anak juga dapat menularkan virus Covid-19.
“Jadi ini alasan untuk yang pro mengapa mereka mau anaknya divaksinasi,”imbuhnya.
dr. Dominicus berpesan bahwa ancaman gelombang pandemi Covid-19 yang lebih besar masih menghantui oleh karenanya pemberian vaksin menjadi jalan keluarnya.
“Vaksin hanya bermanfaat bila sudah masuk ke tubuh manusia. Pandemi masih akan memakan banyak korban, ancaman wave berikutnya masih akan datang maka tidak ada jalan lain 5M, 7M, bahkan 12M selain vaksin adalah kunci,” jelas dr Dominicus. (ade/ed2)
- Pemerintahan4 tahun
Dana Hibah Rp 2,9 Triliun 11 OPD Provinsi Jatim Diduga Fiktif
- Hukum & Kriminal5 tahun
Advokad Sa’i Rangkuti Blokir Sertifikat Budi Hartono Sidarta, Sengketa Tanah Jalan Raya Babatan VI Unesa Lidah Wetan
- Pemerintahan4 tahun
RSUD dr Soetomo Dikabarkan Overload, DPRD: Pemkot Surabaya Sebaiknya Optimalkan Puskesmas
- Pendidikan5 tahun
ITS dan Unair Bekerjasama Pembuatan Robot RAISA
- Komunikasi Sosial5 tahun
Sahabat Pena Out Bond Bersama Anak Yatim Yayasan Al Ashar
- Pemerintahan5 tahun
Jelang PSBB, Pemkot Surabaya Terapkan Protokol Kesehatan di Pasar Keputran Utara
- Hukum & Kriminal5 tahun
Sa’i Rangkuti Assosiates All Out Dampingi Vivi Damayanti, Sengketa Tanah Jalan Raya Babatan VI Unesa Lidah Wetan
- Pemerintahan5 tahun
Tambang Emas Tumpang Pitu Banyuwangi Bermasalah, Khofifah Terjunkan Tim Inspektur Tambang dan Tim Pengawas