Pemerintahan
RSUD dr Soetomo Dikabarkan Overload, DPRD: Pemkot Surabaya Sebaiknya Optimalkan Puskesmas
Memontum Surabaya – Kabar IGD RSUD dr Soetomo di Surabaya tak menerima pasien pada Minggu (17/5/2020) menyebar viral di media sosial. Kabar ini ramai setelah sebuah foto selebaran yang tertempel di kaca IGD RSUD dr Soetomo, Surabaya.
Isi selebaran viral itu sebagai berikut :
“PENGUMUMAN” UNTUK SEMENTARA IGD RSUD DR SOETOMO TIDAK BISA MENERIMA PASIEN BARU DIKARENAKAN MASIH ADA 35 PASIEN COVID-19 YANG BELUM MENDAPATKAN KAMAR ISOLASI”
Anggota DPRD Surabaya, Imam Syafi’i, mengungkapkan bahwa hal ini menjadi anomali dan preseden buruk bagi RS dr. Soetomo. Selain itu juga banyak rumah sakit rujukan Covid-19 overload sehingga menolak pasien Covid-19 yang butuh perawatan.
“Imbasnya juga kepada pasien non covid-19 yang butuh rawat inap. Mereka disarankan cari rumah sakit lain karena bisa tertular pasien covid di rumah tersebut ” kata Imam ketika dikonfirmasi, Selasa (19/5/2020).
Sampai kemarin, Senin (18/5/2020) jumlah warga Surabaya terkonfirmasi positif Covid-19 sebanyak 1035 orang. Angka ini akan terus bertambah karena belum termasuk hasil positif rapid test masal yg dilakukan pemkot Surabaya sejak pelaksanaan PSBB jilid dua tgl 12 mei 2020 yg saat ini menunggu hasil Swab Test.
“Sehingga antrean penanganan Covid-19 menjadi makin panjang. Karena itu pilihannya, pertama Pemkot harus segera mencari solusi atas makin banyaknya pasien covid. Atau kedua, jangan sakit. Rumah sakit sudah overload dan tenaga medis yang jumlahnya terbatas,” tegasnya.
Lanjut Imam, dengan overloadnya rumah sakit rujukan sebaiknya Pemkot Surabaya mengoptimalkan Puskesmas. Akan tetapi juga harus menyesuaikan dengan standart penanganan rumah sakit khusus Covid-19.
“Misalnya harus ada ruang isolasi. Masalahnya kalo puskesmas dipakai untuk pasien covid, bagaimana dengan pasien lainnya yang non covid? Resiko tertular besar. Mengingat puskesmas sebagaian ujung tombak pelayanan masyarakat,” ungkapnya.
Sementara itu, menanggapi kejadian di RSUD dr. Soetomo tersebut , Dirut RSUD dr Soetomo, Joni Wahyuhadi memastikan informasi yang viral bahwa IGD RSUD dr Soetomo sudah tidak bisa menerima pasien pada Minggu (17/5/2020) adalah tidak benar.
Joni menjelaskan, IGD RSUD dr Soetomo hanya tidak menerima pasien sementara waktu karena ada penumpukan pasien yang diduga pasien Covid-19 dan saat itu belum mendapatkan ruang isolasi.
“Sabtu malam (16/5/2020) di RS dr Soetomo terjadi kedatangan pasien dengan Covid-19 cukup banyak, sampai pagi (17/05/2020) masih tersisa 34-35 pasien di UGD,” kata Joni saat konferensi pers, Minggu (17/5/2020) malam.
Pasien tersebut, menurut keterangan Joni ada yang datang sendiri tapi sebagian dibawa oleh KMS 112 (command center Pemkot Surabaya) ke RSUD dr Soetomo tanpa komunikasi terlebih dahulu.
“Begitu saja ditaruh di UGD dan ditinggal. Seperti itu akan membuat petugas kerepotan menempatkan dimana agar tidak menular ke yang lain,” pungkasnya. (ace/yan)
- Pemerintahan4 tahun
Dana Hibah Rp 2,9 Triliun 11 OPD Provinsi Jatim Diduga Fiktif
- Hukum & Kriminal5 tahun
Advokad Sa’i Rangkuti Blokir Sertifikat Budi Hartono Sidarta, Sengketa Tanah Jalan Raya Babatan VI Unesa Lidah Wetan
- Pendidikan5 tahun
ITS dan Unair Bekerjasama Pembuatan Robot RAISA
- Komunikasi Sosial5 tahun
Sahabat Pena Out Bond Bersama Anak Yatim Yayasan Al Ashar
- Pemerintahan5 tahun
Jelang PSBB, Pemkot Surabaya Terapkan Protokol Kesehatan di Pasar Keputran Utara
- Hukum & Kriminal5 tahun
Sa’i Rangkuti Assosiates All Out Dampingi Vivi Damayanti, Sengketa Tanah Jalan Raya Babatan VI Unesa Lidah Wetan
- Pemerintahan5 tahun
Tambang Emas Tumpang Pitu Banyuwangi Bermasalah, Khofifah Terjunkan Tim Inspektur Tambang dan Tim Pengawas
- Komunikasi Sosial5 tahun
Relawan Anti Narkoba Ajak Wawali Whisnu Sakti Turun Ke Jalan