Pemerintahan
Khofifah Tegaskan Kasus Positif Corona di Jawa Timur Jadi 8 Orang, 6 Dirawat di Surabaya, 1 di Malang, 1 Meninggal
Memontum Surabaya – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menjelaskan bahwa kasus positif Corona Jawa Timur bertambah. Setelah semalam mengumumkan ada sebanyak 6 kasus positif covid-19, siang ini, Rabu (18/3/2020), Khofifah menyebutkan bahwa kasus positif corona bertambah dua orang menjadi delapan orang.
“Saya sampaikan up date nya per hari ini jumlah ODP ada sebanyak 29 orang, sedangkan yang PDP ada 11 orang. Sedangkan hasil swap positif seperti yang saya sampaikan kemarin ada 6 yang diperiksa di TDC Unair, lalu ada lagi 2 positif yang diperiksa di Litbangkes Kemenkes,” kata Khofifah, dalam konferensi pers di Grahadi, Rabu (18/3/2020).
Untuk enam pasien yang terindikasi positif seluruhnya ditegaskan Khofifah kini dirawat di ruang isolasi di rumah sakit di Surabaya sebagai PDP. Sedangkan dua yang lain dirawat di Rumah Sakit di Malang.
Akan tetapi dari dua pasien yang sudah dinyatakan positif covid-19 di Malang, satu diantaranya meninggal dunia. Pasien positif corona tersebut meninggal sebelum hasil laboratorium dikeluarkan.
Pasien meninggal tersebut memiliki penyakit penyerta diabetes melitus dan juga jantung. Namun setelah pasien tersebut meninggal di rumah sakit Kabupaten Malang, hasil laboratorium Balitbangkes Kemenkes baru keluar.
“Dari pasien positif covid-19 yang meninggal satu orang di Malang,” kata Khofifah.
Sejak diumumkan adanya pasien yang positif covid-19 ditegaskan Khofifah bahwa tim gabungan sudah melakukan tracing menjangkau mereka ditentukan sebagai orang berisiko karena melakukan kontak langsung dengan pasien positif covid-19.
“Ada sebanyak 30 orang dari tim reaksi cepat Dinas Kesehatan ditambang dengan 1.600 orang dari Dinas Sosial dan dibantu juga dengan Fakultas Kesehatan Masyarakat supaya bisa menjangkau orang berisiko untuk kita lakukan isolasi,” tegas Khofifah
Menurut Khofifah tracing dilakukan per hari ini. Pihaknya juga sudah mengirimkan surat edaran ke puskesmas, puskesmas pembantu, ponkesdes, dan juga polindes untuk membuat posko agar masyarakat bisa mudah mendapatkan konfirmasi jika mereka ingin mendapatkan informasi kondisi mereka misalnya batuk, flu atau demam.
“Yang ingin kami tegaskan, isolasi bukan alinasi. Isolasi diri bukan artinya mereka diasingkan. Tapi dalam konteks supaya mereka bisa diobservasi minimal 14 hari masa inkubasi covid-19,” pungkasnya. (ace/yan)
- Pemerintahan4 tahun
Dana Hibah Rp 2,9 Triliun 11 OPD Provinsi Jatim Diduga Fiktif
- Hukum & Kriminal5 tahun
Advokad Sa’i Rangkuti Blokir Sertifikat Budi Hartono Sidarta, Sengketa Tanah Jalan Raya Babatan VI Unesa Lidah Wetan
- Pemerintahan5 tahun
RSUD dr Soetomo Dikabarkan Overload, DPRD: Pemkot Surabaya Sebaiknya Optimalkan Puskesmas
- Pendidikan5 tahun
ITS dan Unair Bekerjasama Pembuatan Robot RAISA
- Komunikasi Sosial5 tahun
Sahabat Pena Out Bond Bersama Anak Yatim Yayasan Al Ashar
- Pemerintahan5 tahun
Jelang PSBB, Pemkot Surabaya Terapkan Protokol Kesehatan di Pasar Keputran Utara
- Hukum & Kriminal5 tahun
Sa’i Rangkuti Assosiates All Out Dampingi Vivi Damayanti, Sengketa Tanah Jalan Raya Babatan VI Unesa Lidah Wetan
- Pemerintahan5 tahun
Tambang Emas Tumpang Pitu Banyuwangi Bermasalah, Khofifah Terjunkan Tim Inspektur Tambang dan Tim Pengawas