SEKITAR KITA
Awas, Varian Baru Covid-19 Masuk melalui Pekerja Migran Indonesia
Memontum Surabaya – Rumah Sakit Lapangan Indrapura (RSLI) Surabaya mewaspadai varian baru Covid-19 yang masuk ke Indonesia Melalui Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang baru pulang dari luar negeri. Salah satu mereka pasien PMI ditemukan fenomena CT Value 1,8 yang sangat rendah
“Saya tanya dan konfirmasi ke dr Fauqa, ini nilai CT Valuenya 1,8 atau 18? Mohon swab PCR nya di ulang, karena pasien ini sudah dirawat 12 hari. Setelah diulang, ternyata nilainya memang masih 1,8,” kata penanggung jawab RSLI, Laksanama Pertaman dr Ahmad Samsulhadi, Kamis (09/09) tadi.
Baca Juga:
Selain itu, dr Samsulhadi mengatakan bahwa beberapa PMI yang sudah dirawat selama 10 hari. Namun nilai CT Valuenya dibawah 15.
“Ini fenomena baru dan masih kita tindak lanjuti. Karena fenomena yang aneh, saya sudah meminta dr Fauqa untuk menindaklanjutinya,” terangnya.
Lebih lanjut dr Samsulhadi menyampaikan pasien PMI yang baru datang dari luar negeri tersebut kebanyakan datang Hongkong, Brunei, Malaysia, Singapura, Taiwan dan lainnya. Lalu, mereka setelah positif PCR dikirim dan dirawat di RSLI.
Sementara, saat di konfirmasi, Dokter Spesialis Patologi Klinis sekaligus Dokter Penanggungjawab Pasien (DPJP) RSLI, dr Fauqa Arinil Aulia, mengaku pihaknya sering menemui fenomena CT value ekstrim hingga di bawah 5.
“Varian MU yang termasuk Varian of Interest (VoI). Sekarang ini perkembangannya sudah melanda di 39 negara,” kata dr Fauqa.
Kata dr Fauqa, mengungkapkan untuk varian MU ini tidak perlu khawatir. Karena sebagai Vol sifatnya tidak berubah dari gejala klinis, perkembangan penyakitnya dan terapinya pun masih sama.
“Yang perlu kita waspadai adalah Varian of Concert (VoC), dan Varian of High Consequence (VoHC) yang sekarang memang belum ada. Untuk VoC itu contohnya adalah Delta. Varian Delta kemarin termasuk VoC, seperti kita tahu kemarin sangat heboh, out breaknya luas dan mereka yang terinveksi Delta, nilai CT Valuenya rata-rata dibawah 25, dan ada yang extrim dibawah 5,” jelasnya.
Lanjut dr Fauqa menjelaskan, untuk Varian MU masih termasuk VoI, karakteristiknya urutan dasar masih sama, tidak merubah sifat dasar virus.
“Jadi tidak perlu terlalu dirisaukan. Kita (RSLI) menangani pasien secara holistik, dan terus memonitor apakah pasien dengan CT Value rendah masuk varian baru lagi atau tidak,” terangnya.
Lebih lanjut lagi ia menjelaskan, pihaknya sudah tindaklanjuti dan mengirimkan 78 sampel untuk Whole Genome Sequencing (WGS) dengan tujuan untuk lebih detail mengetahui karakterisitik virus.
“Dalam WGS genome virus diturunkan lagi, dan sampai saat ini kami masih menunggu hasil uji laboratoriumnya. Proses di EDC kampus C Unair. Hasil belum keluar, masih kita tunggu,” ujarnya.
Dr Fauqa menambahkan, apakah Varian MU mengarah kevarian baru atau masih di varian Delta, tergantung hasil WGS nantinya. ”Kita tidak bisa berandai-andai, semua masih menunggu konfirmasi dari WGS daris sampel yang kita kirimkan,” tegas dr Fauqa. (ade/ed2)
- Pemerintahan4 tahun
Dana Hibah Rp 2,9 Triliun 11 OPD Provinsi Jatim Diduga Fiktif
- Hukum & Kriminal5 tahun
Advokad Sa’i Rangkuti Blokir Sertifikat Budi Hartono Sidarta, Sengketa Tanah Jalan Raya Babatan VI Unesa Lidah Wetan
- Pemerintahan5 tahun
RSUD dr Soetomo Dikabarkan Overload, DPRD: Pemkot Surabaya Sebaiknya Optimalkan Puskesmas
- Pendidikan5 tahun
ITS dan Unair Bekerjasama Pembuatan Robot RAISA
- Komunikasi Sosial5 tahun
Sahabat Pena Out Bond Bersama Anak Yatim Yayasan Al Ashar
- Pemerintahan5 tahun
Jelang PSBB, Pemkot Surabaya Terapkan Protokol Kesehatan di Pasar Keputran Utara
- Hukum & Kriminal5 tahun
Sa’i Rangkuti Assosiates All Out Dampingi Vivi Damayanti, Sengketa Tanah Jalan Raya Babatan VI Unesa Lidah Wetan
- Pemerintahan5 tahun
Tambang Emas Tumpang Pitu Banyuwangi Bermasalah, Khofifah Terjunkan Tim Inspektur Tambang dan Tim Pengawas