Politik

Komisi D DPRD Surabaya Minta Pemkot Kembalikan Seragam Murid yang Terlanjur Beli

Diterbitkan

-

Memontum Surabaya – Ketua Komisi D DPRD Surabaya, Khusnul Khotimah meminta Pemkot Surabaya untuk mengembalikan atau mengganti biaya seragam, yang terlanjur dibeli oleh siswa dari kalangan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).

“Siswa kelas 7 yang tahun ini baru mengikuti PTM ada yang terlanjur beli seragam di koperasi sekolah. Biaya pembelian itu kami minta untuk dikembalikan. Karena siswa kelas 7 dari anak MBR ini nanti akan mendapat bantuan seragam dari Pemkot Surabaya,” ujar Khusnul,  Selasa (07/09) tadi.

Baca Juga:

    Khusnul memaparkan, berdasarkan data, jumlah siswa yang diterima di SMP maupun SD negeri atau swasta dari jalur afimasi atau MBR sebanyak kurang lebih 112,000 siswa. Dari jumlah tersebut, beberapa siswa sudah ada yang terlanjur membeli seragam di sekolah.

    “Memakai seragam baru saat masuk sekolah itu memang tidak wajib. Tapi saya ibaratkan seperti saat hari raya, ketika tidak beli baju baru rasanya ada yang kurang. Sama seperti sekolah, saat masuk sekolah ke jenjang lebih tinggi, kalau tidak beli baju baru rasanya ada yang kurang. Padahal jika tidak beli ya tidak apa-apa,” ungkapnya.

    Advertisement

    Lanjut Khusnul,  saat ini Pemkot Surabaya sedang melakukan kroscek data siswa MBR ditiap-tiap sekolah. Kroscek ini sangat penting agar anak dari kalangan MBR ini tidak ada yang terlewat.

    “Saya meminta dinas terkait untuk serius mengkroscek data tersebut,” ujarnya

    Lebih lanjut, Khusnul juga meminta kepada Pemkot Surabaya untuk memberikan seragam yang sudah jadi baju, bukan berupa bahan kain yang harus dijahitkan dulu. Sebab jika hanya diberikan kain, orang tua MBR masih dibingungkan untuk biaya menjahit.

    “Selama ini distribusi bantuan seragam masih berupa kain. Sebaiknya pada ajaran sekolah tahun 2022/2023 mendatang, Pemkot mendistribusikannya sudah berbentuk seragam siap pakai,” ujar politisi PDI Perjuangan ini.

    Advertisement

    Sementara itu, ia menambahkan, khusus untuk koperasi yang ada di sekolah, Wakil Ketua DPC PDI Perjuangan Surabaya ini meminta agar produk-produk yang dijual adalah produk yang berasal dari UMKM di Surabaya.

    “Tujuannya adalah untuk pemberdayaan UMKM di Surabaya agar bisa lepas dari jerat pandemi Covid-19,” terangnya.

    Khusnul juga minta keberadaan koperasi sekolah tetap dipertahankan. Karena koperasi menjadi indikasi pemberdayaan ekonomi itu jalan. “Makanya barang-barang yang ada di koperasi yang menyediakan kebutuhan siswa dan guru diambilkan dari UMKM di Surabaya. Agar UMKM bisa berdaya,” tegasnya. (ade/ed2)

    Advertisement
    Advertisement
    Click to comment

    Tinggalkan Balasan

    Terpopuler

    Lewat ke baris perkakas