Pemerintahan
Pemkot Surabaya Mulai Gelar Rapid Tes di Puskesmas
Memontum Surabaya – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya mulai menggelar rapid test di beberapa puskesmas di Kota Surabaya, Selasa (31/1/2020). Tes tersebut akan dilakukan di beberapa puskesmas lainnya sembari menyesuaikan kesiapan puskesmas dan keadaan pasien orang dalam pantauan (ODP) dan pasien dalam pengawasan (PDP).
Koordinator Protokol Kesehatan, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya, Febria Rachmanita memastikan bahwa rapid test itu memprioritaskan sejumlah tenaga kesehatan (nakes) dan pasien ODP serta pasein PDP. Sesuai data, petugas kesehatan sekitar 400 orang, kemudian 150 pasien ODP dan kurang lebih sekitar 29 pasien PDP.
“Itu yang harus kita periksa. Sebagian pasien PDP sudah dilakukan rapid tes. Jadi yang ini lanjutannya,” kata Feny sapaan Febria Rachmanita.
Perempuan yang juga menjabat Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya itu juga menjelaskan Kota Surabaya mendapatkan sebanyak 620 alat rapid test dari Kementerian Kesehatan. Alat tersebut kemudian didistribusikan ke puskesmas-puskesmas se-Kota Surabaya untuk dilakukan di wilayah masing-masing.
“Mengingat jumlah alat pelindung diri (APD) yang terbatas. Maka mereka dikumpulkan di puskesmas di udara terbuka. Mereka diambil darahnya untuk dilakukan pemeriksaan,” lanjutnya.
Feny juga memastikan bahwa tingkat keamanan pasien sudah diatur sedemikian rupa. Mulai jaga jarak antar pasien 1,5 meter, antrian di ruang terbuka, sampai mekanisme ketepatan jam untuk pasien. Semua itu dilakukan agar menghindari penularan pasien satu dengan yang lain.
“Tidak dikumpulkan jadi satu untuk menghindari penularan. Makanya, selain berjarak mereka juga diletakkan di ruang terbuka. Misalnya puskesmas punya teras, nah pasiennya di situ,” kata dia.
Dalam melakukan pemeriksaan di puskesmas, akan selalu didampingi dan dipantau terus oleh dokter spesialis patologi klinik. Tim puskesmas pun sudah mendapatkan arahan dari dokter spesialis patologi klinik, mulai dari awal hingga akhir, termasuk saat pengambilan darah hingga analisisnya.
“Jadi, tim di puskesmas ini harus melaporkan kepada dokter spesialis patalogi klinik setelah melakukan rapid test. Pokoknya semuanya didampingi dan diarahkan oleh dokter spesialis ini,” tegasnya.
Menurut Feny, untuk pemeriksaan pasien ini tidak perlu menunggu lama. Sebab, hasilnya akan diketahui langsung pada hari yang sama sekitar 1-2 jam seusai melakukan tes. “Sebenarnya kalau hasilnya bisa cepat diketahui, tidak perlu menunggu lama,” tegasnya.
Selain itu, dia menjelaskan bahwa rapid tes ini tujuannya adalah melakukan deteksi dini. Sehingga jika hasilnya negatif, maka pemerintah tetep akan terus memantau perkembangan kondisi pasien. Baik yang OPD mau pun PDP sampai lepas masa inkubasi 14 hari.
“Kemudian kalau pasien rapid test ini kelihatan positif, maka harus dilakukan test swab,” imbuhnya.
Adapun beberapa puskesmas yang melakukan rapid test hari ini adalah Puskesmas Tanjungsari, Manukan Kulon, Asemrowo, Sememi, Benowo, Jeruk, Made, Peneleh, Kedungdoro, Tembok Dukuh, Tambakrejo, dan Perak Timur. (Riz/Ace/yan)
- Pemerintahan4 tahun
Dana Hibah Rp 2,9 Triliun 11 OPD Provinsi Jatim Diduga Fiktif
- Hukum & Kriminal5 tahun
Advokad Sa’i Rangkuti Blokir Sertifikat Budi Hartono Sidarta, Sengketa Tanah Jalan Raya Babatan VI Unesa Lidah Wetan
- Pemerintahan5 tahun
RSUD dr Soetomo Dikabarkan Overload, DPRD: Pemkot Surabaya Sebaiknya Optimalkan Puskesmas
- Pendidikan5 tahun
ITS dan Unair Bekerjasama Pembuatan Robot RAISA
- Komunikasi Sosial5 tahun
Sahabat Pena Out Bond Bersama Anak Yatim Yayasan Al Ashar
- Pemerintahan5 tahun
Jelang PSBB, Pemkot Surabaya Terapkan Protokol Kesehatan di Pasar Keputran Utara
- Hukum & Kriminal5 tahun
Sa’i Rangkuti Assosiates All Out Dampingi Vivi Damayanti, Sengketa Tanah Jalan Raya Babatan VI Unesa Lidah Wetan
- Pemerintahan5 tahun
Tambang Emas Tumpang Pitu Banyuwangi Bermasalah, Khofifah Terjunkan Tim Inspektur Tambang dan Tim Pengawas