SEKITAR KITA
Satgas Covid-19 Surabaya Segera Ditempatkan di Setiap Tongkrongan Anak Muda
Memontum Surabaya – Satgas Covid-19 di Kota Surabaya akan ditempatkan di berbagai tempat tongkrongan anak muda. Tetapi penempatan itu dilakukan untuk tempat tongkrongan yang memiliki mobilitas tinggi.
Wakil Sekretaris Satgas Covid-19, Irvan Widyanto, memastikan bahwa pengawasan tempat nongkrong akan ditingkatkan. Tempat-tempat tersebut, diantaranya meliputi kedai kopi, restoran, maupun kedai makanan cepat saji. “Pengawasan ditingkatkan. Terutama pengawasan protokol kesehatan. Seperti penggunaan masker ketika mengobrol,” tutur Irvan, Kamis (07/10/2021).
Baca juga:
Selain itu, Irvan mengaku bersyukur kasus Covid-19 di Surabaya kini makin melandai. Sebab itu, perekonomian terus meningkat dan berjalan dengan baik. “Dengan ramainya tempat nongkrong, berarti kan perekonomian sudah berjalan dengan normal. Ini pertanda baik,” ungkapnya.
Lebih lanjut dirinya menjelaskan, pertanda baik itu harus dilakukan berseiring dengan pengawasan dan pelaksanaan protokol kesehatan dengan ketat. Dirinya khawatir bila protokol kesehatan tidak dijalankan dengan baik, maka kasus Covid-19 akan meningkat kembali. “Pesan Pak Wali Kota sudah jelas. Perekonomian boleh buka dan lanjut lagi kalau Prokes diterapkan dengan baik. Maka dari itu kami siagakan dan awasi lebih ketat,” tegas Irvan.
Dia menjelaskan, bahwa beberapa kelompok petugas yang disiapkan oleh Satgas Covid-19 di antaranya adalah Vaksin Hunter, Covid-19 Hunter, dan Swab Hunter. Tiga kelompok ini tidak hanya bersiaga dan mengingatkan prokes pengunjung, namun juga siaga untuk melakukan vaksin dan swab pada pengunjung. “Harapannya Covid-19 di Surabaya terus melandai. Kalau bisa segera menghilang,”terangnya.
Atas kebijakan itu, berbagai kedai kopi di Surabaya pun mulai menyiapkan diri. Salah Satunya adalah Kedai Kopi Foresthree Surabaya. Geldy Indra, pemilik Foresthree mengaku jumlah pengunjung meningkat drastis selama Agustus, September, hingga awal Oktober ini. “Ada peningkatan sekitar 50 persen. Kami terapkan Prokes ketat,” akunya.
Soal rencana penempatan Satgas, Geldy mengaku kurang setuju. Menurut dia, pengunjung akan merasa kurang nyaman. Pengingat Prokes seharusnya lewat edaran dan peringatan verbal. “Penempatan Satgas di kedai kopi menurut saya kurang pas. Karena customer akan tidak nyaman dan merasa terawasi. Cukup memberikan penyuluhan atau pengumuman melalui edaran apa yang harus dilakukan untuk menjaga protokol kesehatan,” ungakapnya. (ade/gie)
- Pemerintahan4 tahun
Dana Hibah Rp 2,9 Triliun 11 OPD Provinsi Jatim Diduga Fiktif
- Hukum & Kriminal5 tahun
Advokad Sa’i Rangkuti Blokir Sertifikat Budi Hartono Sidarta, Sengketa Tanah Jalan Raya Babatan VI Unesa Lidah Wetan
- Pemerintahan5 tahun
RSUD dr Soetomo Dikabarkan Overload, DPRD: Pemkot Surabaya Sebaiknya Optimalkan Puskesmas
- Pendidikan5 tahun
ITS dan Unair Bekerjasama Pembuatan Robot RAISA
- Komunikasi Sosial5 tahun
Sahabat Pena Out Bond Bersama Anak Yatim Yayasan Al Ashar
- Pemerintahan5 tahun
Jelang PSBB, Pemkot Surabaya Terapkan Protokol Kesehatan di Pasar Keputran Utara
- Hukum & Kriminal5 tahun
Sa’i Rangkuti Assosiates All Out Dampingi Vivi Damayanti, Sengketa Tanah Jalan Raya Babatan VI Unesa Lidah Wetan
- Pemerintahan5 tahun
Tambang Emas Tumpang Pitu Banyuwangi Bermasalah, Khofifah Terjunkan Tim Inspektur Tambang dan Tim Pengawas