SEKITAR KITA
Jelang Idul Adha, Omset Pedagang Hewan Kurban di Surabaya Turun
Memontum Surabaya – Menjelang Idul Adha 1442 Hijiriah, pedagang hewan kurban di Kota Surabaya, mengalami penurunan omset. Salah satu faktor, tidak lain akibat kondisi Covid-19, yang berujung pada pemberlakukan PPKM Darurat.
Seperti yang dialami pedagang hewan kurban di kawasan Jalan Nginden Intan-Sby, Tino (35), mengaku bahwa omset penjualan hewan kurban miliknya menurun hingga 50 persen, jika dibandingkan tahun lalu yang juga sama-sama terdampak pandemi Covid-19.
Baca juga:
“Omset pasti menurun, dari tahun kemarin bisa 100-an terjual, tapi sekarang cuma 50-an. Ya, penurunan itu hampir setengah 50 persen,’’ ujar Tino saat ditemui di lokasinya berjualan hewan kurban, Rabu (14/07) tadi.
Tino menjelaskan, penjualan hewan kurban selama pandemi Covid-19, khususnya saat PPKM Darurat ini, sangat berdampak sekali. Namun, untuk kesehatan bersama, sangat bagus untuk menghindari Covid-19.
“Untuk usaha ini, sangat merugikan. Apalagi pembatasan waktu, sampai jam 20.00. Lalu, ada mati lampu atau listrik dimatikan. Biasanya, pembeli bisa sampai jam 21.00. Karena usai Isya, setelah urusan semua selesai, pembeli akan datang. Tapi karena PPKM Darurat, ya seperti ini,” terangnya.
Lebih lanjut Tino mengatakan, selain pembatasan jam, pelangganya pun kebanyakan dari luar kota. Seperti Sidoarjo dan Gresik. Karena sekarang banyak penyekatan, jadinya tidak bisa ke sini.
“Biasanya puncak ramainya, itu seperti kambing H-1 Idul Adha. Tetapi kalau sapi, inikan sistemnya urunan kurban satu untuk tujuh orang, makanya udah jauh-jauh hari pesannya,” ucapnya.
Harga hewan kurban milik Tino, dijual dengan angka bervariasi. Untuk kambing mulai Rp 2,8 juta hingga Rp 4,2 juta. Sedangkan untuk sapi mulai Rp 15 juta sampai Rp 30 juta paling mahal.
Selain itu, Tino juga menjual hewan kurbannya dengan cara online melalui media sosial Instagram @qurbantunggulcokro. “Cara belinya kalau online, di instagram bisa langsung DM atau langsung hubungi lewat WA, kalau ada pembeli pakai sistem video call. Kita tunjukin lewat videocall hewan kurbannya” katanya,
Hal senada atau di tempat yang berbeda, pedagang hewan sapi kurban, Abah Sokip asal kediri di kawasan Semolowaru, mengatakan mengalami standar penurunan tahun ini. “Masih standar aja, kalau belum bisa, ya kan masih ada waktu sampai akhir Idul Adha sampai akhir, yang terjual sekrang sudah 80an,” kata Abah Sokip.
Selain itu, dirinya mengaku bahwa Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, merupakan pelanggan tetap hewan kurbannya. “Wali Kota Pak Eri bertahun-tahun sudah langganan banget. Bahkan, saat sebelum menjadi Wali Kota,” kata Abah Sokip.
Harga hewan sapi kurban milik Abah Sokip, pun juga bervariasi dari ukuran yang kecil mulai dari Rp 15 juta hingga Rp 35 juta. Sementara yang paling mahal, sapinya sudah dipesan oleh Wali Kota Surabaya yakni Sapi berjenis Limosin dengan bobot1 ton seharga Rp 80 juta. (ade/sit)
- Pemerintahan4 tahun
Dana Hibah Rp 2,9 Triliun 11 OPD Provinsi Jatim Diduga Fiktif
- Hukum & Kriminal5 tahun
Advokad Sa’i Rangkuti Blokir Sertifikat Budi Hartono Sidarta, Sengketa Tanah Jalan Raya Babatan VI Unesa Lidah Wetan
- Pemerintahan5 tahun
RSUD dr Soetomo Dikabarkan Overload, DPRD: Pemkot Surabaya Sebaiknya Optimalkan Puskesmas
- Pendidikan5 tahun
ITS dan Unair Bekerjasama Pembuatan Robot RAISA
- Komunikasi Sosial5 tahun
Sahabat Pena Out Bond Bersama Anak Yatim Yayasan Al Ashar
- Pemerintahan5 tahun
Jelang PSBB, Pemkot Surabaya Terapkan Protokol Kesehatan di Pasar Keputran Utara
- Hukum & Kriminal5 tahun
Sa’i Rangkuti Assosiates All Out Dampingi Vivi Damayanti, Sengketa Tanah Jalan Raya Babatan VI Unesa Lidah Wetan
- Pemerintahan5 tahun
Tambang Emas Tumpang Pitu Banyuwangi Bermasalah, Khofifah Terjunkan Tim Inspektur Tambang dan Tim Pengawas