Hukum & Kriminal

JK Tanggapi Kejadian Viral Pasca Gelaran Munajat 212

Diterbitkan

-

JK Tanggapi Kejadian Viral Pasca Gelaran Munajat 212

Memontum Surabaya – Wakil Presiden RI Muhammad Jusuf Kalla (JK) menanggapi kedua isu hangat yang belakangan ini merebak. Pertama, ia menyoroti tentang puisi dari Neno Warisman pada saat di gelaran Munajat 212. JK menyebut puisi yang dibacakan bintang film era 1980-an merupakan suatu hal yang keliru. Karena menurutnya puisi tersebut memiliki konteks dengan unsur kampanye.

Oleh karenanya hal itu juga ia anggap sebagai penyampaian kampanye yang salah dan tidak tepat. “Saya rasa itu keliru. Ya namanya kampanye, tapi kampanye yang keliru,” katanya usai menghadiri Forum Silaturahim Gawagis Nusantara, di Hotel Whyndam, Surabaya, Sabtu (23/2).

Diketahui, saat gelaran Malam Munajat 212 yang digelar di Monumen Nasional (Monas), Jakarta, Kamis (21/2/2019) lalu, Neno membacakan puisi yang sebagian isinya adalah meminta kemenangan dalam Pilpres nanti. Berikut isinya:

“… Jangan, jangan Engkau tinggalkan kami dan menangkan kami. Karena jika Engkau tidak menangkan. Kami khawatir ya Allah. Kami khawatir ya Allah tak ada lagi yang menyembah-Mu…”

Advertisement

Sementara itu yang kedua, Mantan Ketua Umum Partai Golkar ini, menanggapi insiden intimidasi terhadap jurnalis yang dilakukan massa beratribut Front Pembela Islam (FPI), dalam Malam Munajat 212 di kawasan Monas, Jakarta, Kamis (21/2/2019) malam.

Menurutnya, perlakuan intimidasi tersebut kepada siapa saja salah. Menurutnya tindakan intimidasi itu tak dapat dibenarkan, bukan hanya jika korbannya adalah jurnalis, namun juga kepada masyarakat lainnya secara umum.

“(Intimidasi) kepada wartawan, kepada yang lain-lain, kepada masyarakat, itu tentu salah,” imbuh JK.

JK menyebut, perlakuan intimidasi telah diatur dan dilarang dalam UU. Oleh karena itu, sebaiknya korban menyerahkan hal itu kepada pihak yang berwenang.

Advertisement

“Jadi tentu ada hukumnya. Ya jalankan saja lah,” pungkasnya.

Sebelumnya, Gelaran Malam Munajat 212 yang semula berlangsung lancar dinodai aksi kericuhan, dan persekusi disertai kekerasan terhadap wartawan, Kamis (21/2/2019) malam. Salah satu yang mengalami kekerasan dan penganiayaan saat meliput gelaran di Monas, Jakarta Pusat, tersebut adalah jurnalis media online detik.com. (sur/ano/yan)

 

Advertisement
Advertisement
Click to comment

Tinggalkan Balasan

Terpopuler

Lewat ke baris perkakas