Pendidikan
Mahasiswa UNAIR Buat Program Desa Rujukan Ramah untuk Penyandang ODGJ
Memontum Surabaya – Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) fakultas Keperawatan (FKP) Universitas Airlangga (UNAIR), menawarkan solusi melalui pemberdayaan masyarakat yang filantropis. Solusi itu, lantaran tingginya jumlah penderita Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) pada masa pandemi.
Program itu, diinisiasi terutama karena stigma di masyarakat yang muncul bahwa ODGJ timbul karena gangguan roh halus. Sehingga, menganggap penyandang sebagai objek yang menakutkan.
Baca juga:
Tim FKP yang terdiri dari 15 mahasiswa itu, mematahkan stigma masyarakat terkait ODGJ dengan menciptakan desa rujukan yang ramah guna mendukung penyembuhan. Desa rujukan yang ramah tersebut, di tepatnya di Desa Pesanggrahan, Kecamatan Kutorejo, Kabupaten Mojokerto.
Ketua tim, Uswah Nurul Izzati, menceritakan bahwa ODGJ masih memiliki hak harfiah sebagai manusia untuk dihargai serta dilindungi sehingga fungsi sosialnya dapat pulih kembali. Untuk mewujudkan hal tersebut perlu adanya dukungan dari masyarakat. Tim menyinergikan beberapa aspek yang meliputi pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan lingkungan.
“Program utama kami yaitu Sekolah Jiwa dan Pembentukan Kader Kesehatan Jiwa. Kami mengedukasi masyarakat agar memahami penyebab, pencegahan, penanganan, hingga mengajarkan cara bersikap yang baik saat berhadapan dengan ODGJ. Tentunya dengan metode yang berbeda menyesuaikan usia sasaran,” jelas Izzati, Selasa (27/07) tadi.
Pada gagasan kesehatan, Izzati menjelaskan, bahwa timnya merancang Medical Check Up. “Kegiatan medical check bisa dimanfaatkan masyarakat yang hendak berkonsultasi baik kesehatan secara umum maupun masalah kejiwaan yang dialaminya. Kami turut menggandeng yayasan disabilitas psikososial yang ada di desa tersebut,” ujar Izzati.
Program yang di gagas fakultas Keperawatan (FKP) Universitas Airlangga (UNAIR) saalah satunya Adalah pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan langsung bersama penyandang untuk memperluas sektor usaha yaitu pembuatan lilin. Sementara dalam proses menjangkau aspek lingkungan, tim mengusung Program Bersih Desa.
“Programnya itu menanam beberapa bibit tanaman seperti mint, lavender, dan tulsi. Yang Menarik dari program m,enanam tersebut berkhasiat menurunkan stres dan menjadikan fakultas Keperawatan (FKP) Universitas Airlangga (UNAIR) sebagai penenang,” terang mahasiswa keperawatan itu.
Semua gagasan di atas mendapatkan dana hibah dari Program Holistik Pembinaan dan Pemberdayaan Desa (PHP2D), sebuah program sociopreneur yang diprakarsai oleh Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud).
Berfokus pada bidang sosial masyarakat untuk organisasi mahasiswa. Tim BEM FKP UNAIR berhasil lolos setelah melewati perjalanan panjang proses seleksi nasional. Ke depannya, Izzati bersama tim berharap dapat menjaga keberlanjutan program dan terus meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Semoga dengan terselenggaranya program ini bisa mempunyai dampak. Dimana tidak ada lagi stigma bahwa ODGJ timbul karena gangguan roh halus, masyarakat bisa memanusiakan tanpa menyingkirkan ODGJ” ujarnya. (ade/ed2)
- Pemerintahan4 tahun
Dana Hibah Rp 2,9 Triliun 11 OPD Provinsi Jatim Diduga Fiktif
- Hukum & Kriminal5 tahun
Advokad Sa’i Rangkuti Blokir Sertifikat Budi Hartono Sidarta, Sengketa Tanah Jalan Raya Babatan VI Unesa Lidah Wetan
- Pemerintahan4 tahun
RSUD dr Soetomo Dikabarkan Overload, DPRD: Pemkot Surabaya Sebaiknya Optimalkan Puskesmas
- Pendidikan5 tahun
ITS dan Unair Bekerjasama Pembuatan Robot RAISA
- Komunikasi Sosial5 tahun
Sahabat Pena Out Bond Bersama Anak Yatim Yayasan Al Ashar
- Pemerintahan5 tahun
Jelang PSBB, Pemkot Surabaya Terapkan Protokol Kesehatan di Pasar Keputran Utara
- Hukum & Kriminal5 tahun
Sa’i Rangkuti Assosiates All Out Dampingi Vivi Damayanti, Sengketa Tanah Jalan Raya Babatan VI Unesa Lidah Wetan
- Pemerintahan5 tahun
Tambang Emas Tumpang Pitu Banyuwangi Bermasalah, Khofifah Terjunkan Tim Inspektur Tambang dan Tim Pengawas