SEKITAR KITA
Volume Kendaraan di Surabaya Selama PPKM Alami Penurunan 60 Persen
Memontum Surabaya – Selama PPKM Darurat hinggan Level 4 yang diperpanjangan 3 Juli lalu arus kendaraan di Kota Surabaya mengalami penurunan. Hal itu disebabkan adanya penyekatan di sejumlah ruas jalan di Surabaya sehingga mengurangi pergerakan warga.
Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) Kota Surabaya, Irvan Wahyuradjad, mengatakan selama PPKM Darurat hingga Level 4 diberlakukan tingkat penurunan kendaraan di Surabaya mencapai 60 persen.
Baca juga:
“Hasil evaluasi selama penyekatan PPKM darurat 3 Juli hingga PPKM level 4, 30 Juli volume kendaraan turun kisaran 60 persen,” kata Irvan, Rabu (04/08).
Selain itu, kata dia mobilitas warga di jalan berkurang sejak mulai PPKM darurat di hari kedua.
Pihaknya mencatat seperti di Jalan Ahmad Yani pada 03 Juli volume kendaraan yang masuk ke kota Surabaya 4.709 mobil, 11.949 motor, 160 truk. Sedangkan yang keluar mencapai 7.736 mobil, 23.018 motor, 296 truk.
Lalu, tanggal 4 Juli volume kendaraan yang masuk ke Jalan Ahmad Yani turun menjadi 4.344 mobil, 11.023 motor, 148 truk. Sedangkan yang masuk 5.477 mobil, 16.297 motor, 209 truk.
Hingga di saat PPKM level 4, 31 Juli lalu, penurunan volume kendaraan yang masuk di Jalan Ahmad Yani sangat signifikan mencapai 2.159 mobil, 5.477 motor, 73 truk. Sedangkan yang keluar 6.435 mobil, 19.147 motor, 246 truk.
“Jadi penurunan volume kendaraan terjadi di hari kedua PPKM darurat. Turun secara signifikan seperti di Bundaran Waru terpantau hingga PPKM Level 4,” jelasnya.
Dengan penyekatan jalan hingga saat ini, dirinya menyebut sangat efektif untuk mengurangi mobilitas warga dalam memutus mata rantai Covid-19 di Surabaya.
“Iya efektif. Pembatasan mobilitas ini untuk menskrening kepentingan yang urgent saja seperti medis dan sektor kritikal,” ungkapnya.
Meski demikian, pihaknya akan terus mengevaluasi mobilitas kendaraan selama PPKM Level 4 ini berakhir.
Lanjutnya lagi, Karena 60 persen penurunan ini masih kurang. Sehingga pembatasan dan skrining harus diperketat, meski kasus Covid-19 di Surabaya sedikit demi sedikit terus melandai.
“Ya masih ada beberapa perusahaan di sektor esensial yang masih belum mematuhi saat PPKM level 4 ini. Kami akan terus bersama Polrestabes Surabaya untuk mengetatkan skrining dan penyekatan jalan,” tegasnya.
Selain itu moda transportasi seperti bis AKDP dan AKAP pembatasan maksimal 50 persen. Sedangkan untuk angkutan dalam kota seperti bus kota, Suroboyo Bus, taksi hingga angkot juga 50 persen.
Bahkan, selama PPKM level 4 berlangsung bus AKDP dan AKAP mengalami penurunan penumpang mencapai 90 hingga 95 persen baik di terminal Purabaya dan terminal Tambak Osowilangon (TOW).
“Banyak PO yang tidak beroperasi takut rugi karena penumpang tidak ada,” kata Irvan Wahyuradjad. (ade/ed2)
- Pemerintahan4 tahun
Dana Hibah Rp 2,9 Triliun 11 OPD Provinsi Jatim Diduga Fiktif
- Hukum & Kriminal5 tahun
Advokad Sa’i Rangkuti Blokir Sertifikat Budi Hartono Sidarta, Sengketa Tanah Jalan Raya Babatan VI Unesa Lidah Wetan
- Pemerintahan4 tahun
RSUD dr Soetomo Dikabarkan Overload, DPRD: Pemkot Surabaya Sebaiknya Optimalkan Puskesmas
- Pendidikan5 tahun
ITS dan Unair Bekerjasama Pembuatan Robot RAISA
- Komunikasi Sosial5 tahun
Sahabat Pena Out Bond Bersama Anak Yatim Yayasan Al Ashar
- Pemerintahan5 tahun
Jelang PSBB, Pemkot Surabaya Terapkan Protokol Kesehatan di Pasar Keputran Utara
- Hukum & Kriminal5 tahun
Sa’i Rangkuti Assosiates All Out Dampingi Vivi Damayanti, Sengketa Tanah Jalan Raya Babatan VI Unesa Lidah Wetan
- Pemerintahan5 tahun
Tambang Emas Tumpang Pitu Banyuwangi Bermasalah, Khofifah Terjunkan Tim Inspektur Tambang dan Tim Pengawas