SEKITAR KITA
Beras Surplus 1,2 Juta Ton, Kadisperta Provinsi Jatim Sebut Kondisi Aman dan Stabil
Memontum Kota Malang – Ketahanan pangan di Jawa Timur, khususnya pada bahan pokok beras, sampai dengan saat ini masih dalam kondisi aman dan stabil. Bahkan, sampai dengan Mei 2024, mengalami surplus sampai 1,2 juta ton.
Hal tersebut, dikatakan oleh Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, Dydik Rudy Prasetya, saat berkunjung ke Pasar Dinoyo, Kota Malang, Sabtu (08/06/2024) tadi. “Beras tidak ada masalah. Meskipun ada kenaikan struktur biaya yang berdampak pada harga, tetapi Badan Pangan Nasional (Bapanas) telah membuat relaksasi harga, baik terhadap harga pembelian di petani maupun harga penjualan beras tertinggi,” kata Rudy-sapaannya.
Hal itu dilakukan, ujarnya, agar keseimbangan tetap terjaga. Yakni, petani merasa cukup dan masyarakat tetap bisa membeli dengan harga terjangkau. Untuk mengantisipasi padi di musim kemarau ini, pemerintah juga memiliki program untuk meningkatkan produksi sampai dengan 1 juta ton di Jawa Timur.
“Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan menyediakan bantuan pompa air. Hingga April dan Mei kemarin, kita telah menerima bantuan 3.700 unit pompa air dan akan terus ditingkatkan hingga mencapai sekitar 10 ribu unit. Ini adalah komitmen dari Kementerian Pertanian yang sangat membantu,” ucapnya.
Lebih lanjut, Rudy juga menuturkan bahwa Jawa Timur berhasil meningkatkan produksi padi sekitar 500 ribu ton dibandingkan periode yang sama pada tahun 2023. Di tahun 2023 lalu, Jawa Timur dan Sumatera Selatan menjadi satu-satunya provinsi yang berhasil meningkatkan produksi padi meskipun dihadapkan dengan kondisi El Nino.
Baca juga :
“Pada 2023, produksi padi Jawa Timur mencapai 9,51 juta ton dan berhasil meningkat menjadi 9,71 juta ton di 2024. Artinya, meskipun dalam kondisi El Nino, Jawa Timur masih mampu bertahan,” ungkapnya.
Selain itu, untuk tanaman hortikultura seperti cabai, bawang putih dan bawang merah, kondisi inflasi masih relatif terkendali. Hanya saja, menurutnya untuk bawang putih sedikit agak tinggi.
“Karena bawang putih memang bukan produk kita dan ini mendekati masa idul adha harga memang ada kenaikan sedikit. Tapi kita pantau tadi masih di bawah Harga Eceran Tinggi (HET),” katanya.
Hal senada juga dikatakan oleh Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Malang, Slamet Husnan. Menurutnya beras di Kota Malang relatif aman. Termasuk juga untuk stok ketersediaan beras dari Bulog.
“Untuk Kota Malang relatif aman, kami selalu berkoordinasi dengan bulog untuk ketersediaan, termasuk stok. Di Kota Malang juga menyalurkan bantuan pangan beras selama 6 bulan, yang artinya kita berikan 6 kali. Hari ini tadi kami juga menyalurkan bantuan pangan di Kelurahan Tlogomas,” imbuh Slamet. (rsy/sit)
- Pemerintahan4 tahun
Dana Hibah Rp 2,9 Triliun 11 OPD Provinsi Jatim Diduga Fiktif
- Hukum & Kriminal5 tahun
Advokad Sa’i Rangkuti Blokir Sertifikat Budi Hartono Sidarta, Sengketa Tanah Jalan Raya Babatan VI Unesa Lidah Wetan
- Pemerintahan5 tahun
RSUD dr Soetomo Dikabarkan Overload, DPRD: Pemkot Surabaya Sebaiknya Optimalkan Puskesmas
- Pendidikan5 tahun
ITS dan Unair Bekerjasama Pembuatan Robot RAISA
- Komunikasi Sosial5 tahun
Sahabat Pena Out Bond Bersama Anak Yatim Yayasan Al Ashar
- Pemerintahan5 tahun
Jelang PSBB, Pemkot Surabaya Terapkan Protokol Kesehatan di Pasar Keputran Utara
- Hukum & Kriminal5 tahun
Sa’i Rangkuti Assosiates All Out Dampingi Vivi Damayanti, Sengketa Tanah Jalan Raya Babatan VI Unesa Lidah Wetan
- Pemerintahan5 tahun
Tambang Emas Tumpang Pitu Banyuwangi Bermasalah, Khofifah Terjunkan Tim Inspektur Tambang dan Tim Pengawas