Pendidikan

Jadi Wasit Olimpiade Tokyo Cabang Bulu Tangkis, Guru Bahasa Inggris Toreh Tinta Emas Dunia Pendidikan

Diterbitkan

-

Memontum Surabaya – Jadi Wasit Olimpiade Tokyo 2020 Cabang Olah Raga, Qomarul Lailah atau yang akrab disapa Lia, seorang guru Bahasa Inggris di SDN Sawunggaling 1, Surabaya, menorehkan tinta emas pada dunia pendidikan. Lia merupakan salah satu wasit yang bertugas dalam ajang Olimpiade Tokyo 2020, cabang olah raga (Cabor) Bulutangkis.

Sebelumnya, Lia sempat tidak tertarik dengan olah raga Bulu Tangkis. Alasannya, karena tidak memahami serba-serbi seputar Cabor itu. Namun, di sela ketidak-tahuannya itu, neransur-ansur keingintahuannya mulai tumbuh dan besar. Alhasil, berbekal rasa penasaran, Lia mencoba menyelami dunia perbulutangkisan. Termasuk, menjajal pelatihan dan ujian di tingkat provinsi.

Baca juga:

    Meski sudah dinyatakan lolos ujian, dunia perwasitan tak semudah yang dibayangkan. Pandangan skeptis soal kemampuan memimpin pertandingan, sempat ditujukan kepadanya.

    “Sampai para pemain berteriak kok begitu wasitnya, ada yang bilang ini wasit lulusan mana, hingga harus sekolah wasit lagi,” kata Lia, Senin (09/08).

    Advertisement

    Meski sudah menjadi wasit, Ibu dua anak itu, tidak pernah mencantumkan kata menyerah pada kamus hidupnya. Berbekal buku Law of Badminton, dirinya terus meningkatkan pengetahuan seputar regulasi pertandingan.

    Selain itu, wanita kelahiran 1977 silam ini, terus berproses dan mengikuti setiap tahapan hingga ujian nasional diberbagai ajang jadi santapannya.

    Hingga akhirnya, Lia yang sempat diremehkan, pun akhirnya bisa membuktikan diri. “Lalu dengan tetap optimis, saya terus belajar hingga saya terus membaca buku berjudul Law of Badminton. Dan buku itu memang segala aturan dan instruksi dalam Bahasa Inggris,” terangnya.

    Butuh waktu panjang untuk meraih tempat yang saat ini dipijaknya. Belajar dari hal yang ada, Lia sering berbagi motivasi kepada anak-anak didiknya.

    Advertisement

    Termasuk juga menerapkan ilmu dan pengalamannya saat tengah mengajar. Muridnya selalu ditegaskan untuk disiplin, percaya diri dan pantang menyerah.

    “Ternyata, itu betul-betul terjadi. Ketika kita menerapkan tiga hal itu, maka akan memudahkan kita mencapai banyak hal. Makanya saya ajarkan kepada anak didik saya sedini mungkin,” jelasnya.

    Lia begitu sehari-hari disapa tak tinggi hati. Dia tak lupa akan orang-orang yang selalu memberikan semangat dan dorongan, salah satunya disemantkan kepada kepala sekolah di tempatnya bekerja, dan Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya.

    “Terima kasih juga untuk Kepala Sekolah SDN Sawunggaling 1 Bu Sri Kis Untari dan semua pihak, matur nuwun sekali lagi,” ungkapnya. (ade/ed2)

    Advertisement
    Advertisement
    Click to comment

    Tinggalkan Balasan

    Terpopuler

    Lewat ke baris perkakas