Pendidikan
Mahasiswa UNAIR Ciptakan Masker Double Masking Masnano
Memontum Surabaya -Tim Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKM-K) Universitas Airlangga (UNAIR) yang diketuai oleh Alfionita Isnaini, membuat terobosan baru bernama Masnano. Bersama dengan keempat rekannya yaitu, Via Qurrota A’yun, Tarissa Sekar Ayunda, Arina Inas Maheswari, dan Salsabilla Pangesti, Alfionita membuat produk berupa masker kain dengan filter nanofiber yang berasal dari selulosa serabut kelapa.
Produk tersebut, berhasil lolos pendanaan Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKM-K) Kemendikbud-Ristek RI tahun 2021. “Awalnya, inovasi kita ini didasari kelangkaan masker yang sempat terjadi pada awal tahun lalu. Lalu, ditambah sekarang ada himbauan double masking untuk meningkatkan efikasi filtrasi masker,” jelas Alfionuta atau sapaan akrabnya Fio, Kamis (12/08) tadi.
Baca Juga:
Kata Fio, bahwa produk tersebut membantu masyarakat untuk mendapatkan efikasi filtrasi yang lebih baik dibanding dengan masker kain biasa. “Dengan memakai Masnano, individu tidak perlu menggunakan dua masker secara bersamaan. Hal tersebut dikarenakan filter nanofiber pada Masnano mampu menyaring nanopartikel termasuk bakteri dan virus penyebab penyakit,” ujarnya.
Selain itu, dirinya menjelaskan bahwa alasan Masnano menggunakan serabut kelapa, sebab limbah serabut kelapa di pasar sangatlah banyak dan tidak terolah. Serabut kelapa sendiri, mengandung selulosa yang bermanfaat untuk menyaring nanopartikel.
“Serabut kelapa yang telah dibersihkan, dikeringkan, lalu dihancurkan menggunakan blender dan mesin penghancur di lab Farmasi. Kemudian, serabut kelapa yang telah dihancurkan akan dibuat menjadi lembaran filter,” jelasnya.
Dalam memproduksi Masnano, lanjutnya, mahasiswa-mahasiswa Fakultas Farmasi (FF) UNAIR tersebut memiliki beberapa hambatan.
“Pembuatan filter yang berada di Surabaya tepatnya di laboratorium FF, membuat anggota yang berada di luar Surabaya terbatasi PPKM,” ucap Fio.
Namun, Fio mengaku bahwa hal tersebut tidak menghentikan produksi mereka. Anggota yang berada di Surabaya bertugas menyelesaikan filter, sementara anggota lain mengurus hal lainnya.
Sementara itu, Tarissa salah satu anggota menambahkan, mereka sempat kesulitan mencari penjahit. Ia mengaku, pencarian penjahit sempat memakan banyak waktu sebab, banyak penjahit yang tidak sanggup mengikuti desain unik dari Masnano.
“Masnano sendiri memiliki tiga model masker kain. Mereka menyediakan dua paket berbeda yaitu, paket lengkap yang terdiri dari masker dan juga filter, dan paket hemat yang hanya terdiri dari filternya saja,” ungkap Tarissa.
Masnano dibandrol dengan kisaran harga Rp 30 ribu sampai Rp 90 ribu. Produk tersebut kini tengah mengadakan PO 1 hingga Jumat (13/08) di https://desty.page/masnanoid “Kami berharap Masnano dapat membantu mengurangi penyebaran Covid-19 karena memakai filter nanofiber. Jangan lupa untuk beli Masnano dan kunjungi sosial media,” pesan Tarissa. (ade/ed2)
- Pemerintahan4 tahun
Dana Hibah Rp 2,9 Triliun 11 OPD Provinsi Jatim Diduga Fiktif
- Hukum & Kriminal5 tahun
Advokad Sa’i Rangkuti Blokir Sertifikat Budi Hartono Sidarta, Sengketa Tanah Jalan Raya Babatan VI Unesa Lidah Wetan
- Pemerintahan5 tahun
RSUD dr Soetomo Dikabarkan Overload, DPRD: Pemkot Surabaya Sebaiknya Optimalkan Puskesmas
- Pendidikan5 tahun
ITS dan Unair Bekerjasama Pembuatan Robot RAISA
- Komunikasi Sosial5 tahun
Sahabat Pena Out Bond Bersama Anak Yatim Yayasan Al Ashar
- Pemerintahan5 tahun
Jelang PSBB, Pemkot Surabaya Terapkan Protokol Kesehatan di Pasar Keputran Utara
- Hukum & Kriminal5 tahun
Sa’i Rangkuti Assosiates All Out Dampingi Vivi Damayanti, Sengketa Tanah Jalan Raya Babatan VI Unesa Lidah Wetan
- Pemerintahan5 tahun
Tambang Emas Tumpang Pitu Banyuwangi Bermasalah, Khofifah Terjunkan Tim Inspektur Tambang dan Tim Pengawas