SEKITAR KITA

Mulai 7 November, Kawasan Kembang Jepun Surabaya Dijadikan Lokasi Dibukanya Car Free Day

Diterbitkan

-

Momentum Surabaya – Kawasan Kembang Jepun, Kota Surabaya, telah ditetapkan sebagai lokasi pelaksanaan program Car Free Day (CFD).

Rencananya, CFD akan dijadwalkan pada 7 November 2021 mendatang. Kini, Pemkot sudah kembali menjalankan kegiatan mingguan itu, mulai pukul 06.00 hingga 09.00 WIB.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Suharto Wardoyo, mengatakan bahwa pihaknya sudah mengajukan asesmen kepada Satgas Covid-19 Kota Surabaya, untuk melakukan peninjauan dan penilaian di kawasan lain.

“Yang lain sudah ada permohonan ke Satgas Covid-19, apa bisa dimungkinkan (CFD dilaksanakan) di tempat lain,” ungkapnya, Kamis (28/10/2021).

Advertisement

Lebih lanjut Anang menjelaskan, pelaksanaan CFD ini juga merupakan salah satu bentuk pelonggaran yang diberikan oleh Pemkot Surabaya terhadap aktivitas warga.

“Karena sudah PPKM Level 1, jadi sudah ada pelonggaran,” ujarnya.
Namun, Anang mempertimbangkan, adalah akses menuju lokasi. Dirinya mencontohkan, seperti halnya di Kembang Jepun.

Akses masuk lokasi jumlah hanya ada 2, sehingga hal itu mempermudah pengawasan dan antisipasi munculnya kerumunan.

“Di situ karena penyekatan-penyekatan nggak seberapa banyak. Kalau di tempat lain kan banyak,” terangnya.

Advertisement

Lebih lanjut Anang menyampaikan, bahwa mekanisme pelaksana pun telah ditetapkan, yakni pengunjung sudah harus vaksin. Hal itu nantinya akan ditunjukkan dari hasil scan QR code PeduliLindungi.

“Kalau disana kan gak banyak jalannya. Jadi hanya 2 pintu yg dibuka. Masyarakat yang bisa masuk sudah hijau atau sudah vaksin,” jelasnya.

Sementara itu, Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, mengatakan, saat ini, pihaknya tengah mematangkan SOP teknis pelaksanaan di lapangan.

“CFD Insya Allah masih dihitung (teknisnya) bersama teman-teman, tapi dengan batasan-batasan. Sehingga tidak dibuka los (bebas),” kata dia.

Advertisement

Secara teknis, Eri menyampaikan, bahwa kegiatan CFD ini pelaksanaannya tentu disesuaikan dengan SOP protokol kesehatan.

“Misalnya berapa jumlah pengunjung CFD nanti. Terus di ujung-ujung (jalan) ada yang menjaga berapa orang dan yang penting ada PeduliLindungi saat masuk ke CFD-nya.

Itu yang kita lakukan dan kita sedang diskusikan dengan teman-teman,” terangnya. (ade/sit)

Advertisement
Advertisement
Click to comment

Tinggalkan Balasan

Terpopuler

Lewat ke baris perkakas