SEKITAR KITA

Pakar Epidemiologi Unair Minta Masyarakat Waspadai Varian Baru MU

Diterbitkan

-

Memontum Surabaya – Pakar Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga (UNAIR), Laura Navika Yamani, menjelaskan, sampai saat ini belum ditemukan varian MU dari hasil Whole Genum Sequencing (WGS) isolat Indonesia.

Namun, masyarakat dan pemerintah perlu waspada akan penularan dan tingkat risiko Covid-19. Terutama, mencegah masuknya varian baru dari luar negeri atau kasus import.

Baca Juga:

    Laura menjelaskan, untuk kasus varian MU yang ditemukan saat ini di dunia belum melebihi varian Delta. Walau pun MU sudah dinyatakan sebagai Varian of Interest (VOI) oleh WHO.

    “Dan masih diselidiki, apakah karakteristik dari MU ini bisa escape dari antibodi hasil vaksin atau tidak,” jelas Laura, Sabtu (11/09).

    Advertisement

    Lanjut laura  menjelaskan, untuk pencegahannya, masih sama dengan varian-varian virus sebelumnya. Yakni menerapkan protokol kesehatan dengan menggunakan masker, jaga jarak, mencuci tangan, dan menunda bepergian untuk sementara waktu.

    Hal yang senada juga disampaikan oleh  Anggota Satgas Covid-19 RS UNAIR Surabaya, Wiwin Is Effendi, menjelaskan virus Covid-19 memiliki tiga golongan, diantaranya varian Covid-19 golongan VOI, Varian of Concern (VOC), dan Varian of High Consequence (VOHC).

    “Covid-19 yang masuk golongan VOI, adalah virus yang masih dalam penelitian para ahli,” ujarnya.

    Wiwin menyampaikan, apakah varian tersebut berbahaya atau tidak. Sedangkan golongan VOC ini sudah dianggap sebagai virus yang mengancam, seperti halnya Covid-19 varian Delta dan Lamda.

    Advertisement

    Namun, virus Covid-19 pada golongan VOHC adalah virus yang sangat berbahaya, namun hingga saat ini belum terdeteksi adanya varian VOHC.

    “Nah yang varian MU itu kan baru ya, sekitar 30 Agustus. Kalau ini sifatnya masih VOI, sejauh ini masih bisa ditangkal dengan vaksin,” terang Wiwin.

    Lebih lanjut dirinya menambahkan, ada sejumlah refrensi yang mengatakan bahwa varian MU dapat mengurangi potensi dari vaksinasi.

    Meskipun belum diketahui risiko penularannya, Wiwin mengingatkan kepada masyarakat supaya tidak tertular virus varian baru tersebut, wajib menerapkan protokol kesehatan seperti sebelumnya.

    Advertisement

    “Iya harus tetap waspada, meskipun belum dikategorikan varian VOC. Selain vaksin ya harus menerapkan protokol kesehatan. Nggak bisa kalau vaksin saja,” pesan Wiwin.

    Sebelumnya, Penanggung jawab Rumah Sakit Lapangan Indrapura (RSLI) Kota Surabaya dr Ahmad Samsulhadi, mengaku belum menemukan varian Covid-19 MU.

    Sementara itu, saat ini keberadaan pasien Migran Indonesia (PMI) sedang menjadi sorotan atau menjadi diskusi hangat, akibat banyaknya yang menderita Variant of Consequence (VoC).

    “Keberadaan pasien PMI memang menjadi bahan diskusi  yang hangat. Terkait covid-19 yang kebanyakan diderita oleh mereka adalah masuk dalam Variant of Consequence (VoC),” terangnya, Jumat (10/09).

    Advertisement

    Lanjut dia menjelaskan,  bahwa mereka (PMI) juga merupakan pelaku perjalanan internasional, RSLI pun hanya bertugas untuk merawat.

    Sehingga sebagai ilmuwan serta profesional di bidang kesehatan pihaknya peduli terhadap fenomena yang ada. “untuk bisa mengumpulkan data dan  ditindaklanjuti dengan penelitian dan kami sampaikan kepada pihak terkait,” ujarnya.  (ade/ed2)

    Advertisement
    Click to comment

    Tinggalkan Balasan

    Terpopuler

    Lewat ke baris perkakas