SEKITAR KITA
Respon Tingginya Permintaan Konvalesen , RSLI Surabaya Gelar Sceening untuk Penyintas Covid
Memontum Surabaya – Rumah Sakit Lapangan Indrapura (RSLI) menggelar screening bagi penyintas Covid-19. Lantaran meningkatnya jumlah kasus Covid-19, yang berdampak pada tingginya permintaan plasma konvelesen. Tercatat sebanyak 200-300 Plasma dibutuhkan setiap hari.
Ketua Pelaksana Program Pendampingan Keluarga Pasien (PPKPC) Covid-19, RSLI Surabaya, Radian Jadid, mengatakan bahwa tingginya permintaan tersebut tidak diimbangi dengan jumlah pendonor yang masih terbatas. Mereka yang datang ke Palang Merah Indonesia (PMI) direspon oleh Fakultas Kedokteran Unair melalui Pengabdian pada Masyarakat (Pengmas FK Unair), menggandeng Relawan Pendamping.
Baca Juga:
“Beberapa hari yang lalu saya ke PMI untuk donor, dan juga mengecek berapa permintaan untuk hari ini mencapai 200-300 bag per hari,” ujarnya, Senin (28/06).
Karena itu, diadakan menyelenggarakan kegiatan Pengorganisasian Penyintas Covid-19 RSLI setiap hari Sabtu, berupa aktivitas screening donor plasma konvalesen dan Edukasi bagi Penyintas. Acara ini diselenggarakan di RSLI Surabaya, Aula kantor Kogabwilhan II RSLI, Gedung Puslitbang Humaniora dan Manajemen Kesehatan, Indrapura, Surabaya.
Selain itu, Kata dia, bahwa Plasma Konvalesen adalah bagian dari darah putih yang mengandung antibodi di dalam darah penyintas Covid 19. Antibodi ini nanti akan diambil pada saat donor darah yang diproses masuk ke mesin, dipisah dan diambil plasmanya.
“Ini yang digunakan untuk membantu para pasien bergejala sedang atau berat mendapatkan tambahan pasukan untuk melawan virus. Pola ini merujuk pada penangan ebola dulu, plasma daripada mantan penderita didonor pada mereka yang membutuhkan,” terangnya.
Sementara itu, untuk syarat menjadi pendonor Plasma Konvalesen, lanjut Jadid, adalah penyintas yang pernah terkena Covid-19, umur diatas 17 sampai 60 tahun, dan wanita yang belum punya anak. Bagi ibu yang pernah hamil atau melahirkan tidak bisa karena kandungan dalam darahnya berbeda.
“kondisi kesehatan nanti di screening, diambil sampelnya dulu, lalu diuji kadar titer antibodi apakah masih mencukupi, mengandung virus atau tidak, kalau hasilnya bagus, mereka bisa mendonorkan plasma. Proses uji 1 sampai 2 hari di Lab PMI. Jadi screening hari ini besok atau lusa dikabari PMI terus dilakukan di Unit Transfusi Darah PMI,” paparnya.
Radian membeberkan, satu pendonor bisa menghasilkan 3 kantong Plasma Konvalesen. PMI sendiri mempunyai 3 sampai 5 alat untuk memproses. Satu mesin bisa menangani 10 pendonor dengan membutuhkan waktu penanganan selama 1,5 jam. Seandainya 5 mesin itu difungsikan semua, maka satu hari bisa mencapai 150 bag. “Kami dari relawan kemanusiaan menyarankan pemerintah bisa menambahkan unit agar memasok, menyumbangkan ke PMI di Kabupaten Kota untuk dikelola. Selama ini hanya ada 6 UTD yang menangani. Apalagi daerah lain juga beralih ke Surabaya. Pemerintah bisa pengadaan alat itu lalu disumbangkan ke PMI kabupaten/kota yang belum ada. Ini merupakan terobosan yang perlu dijalankan,” pungkas Jadid. (ade/ed2)
- Pemerintahan4 tahun
Dana Hibah Rp 2,9 Triliun 11 OPD Provinsi Jatim Diduga Fiktif
- Hukum & Kriminal5 tahun
Advokad Sa’i Rangkuti Blokir Sertifikat Budi Hartono Sidarta, Sengketa Tanah Jalan Raya Babatan VI Unesa Lidah Wetan
- Pemerintahan5 tahun
RSUD dr Soetomo Dikabarkan Overload, DPRD: Pemkot Surabaya Sebaiknya Optimalkan Puskesmas
- Pendidikan5 tahun
ITS dan Unair Bekerjasama Pembuatan Robot RAISA
- Komunikasi Sosial5 tahun
Sahabat Pena Out Bond Bersama Anak Yatim Yayasan Al Ashar
- Pemerintahan5 tahun
Jelang PSBB, Pemkot Surabaya Terapkan Protokol Kesehatan di Pasar Keputran Utara
- Hukum & Kriminal5 tahun
Sa’i Rangkuti Assosiates All Out Dampingi Vivi Damayanti, Sengketa Tanah Jalan Raya Babatan VI Unesa Lidah Wetan
- Pemerintahan5 tahun
Tambang Emas Tumpang Pitu Banyuwangi Bermasalah, Khofifah Terjunkan Tim Inspektur Tambang dan Tim Pengawas