SEKITAR KITA
RSLI Surabaya Akan Dirubah Menjadi Rumah Sakit Pusat Otak, Jantung dan Kanker jika Pandemi Usai
Memontum Surabaya – Dua pekan sudah Rumah Sakit Lapangan Indrapura (RSLI) Surabaya nihil pasien Covid-19. Selama itu juga para tenaga kesehatan (Nakes) dan punggawa medis rehat sekaligus melakukan evaluasi.
Advisor Menkes untuk Rumah Sakit, Nizar Yamanie melakukan kunjungan ke RSLI Surabaya. Kedatangannya tersebut untuk membicarakan wacana Kemenkes yang hendak mendirikan Rumah Sakit Pusat untuk Otak, Jantung, dan Kanker (RS Pusat OJK) di Surabaya.
“Rencananya, RS Pusat OJK itu akan didirikan di lahan yang notabene digunakan sebagai RS Darurat Covid-19 di kawasan Surabaya Utara. Karena lahan yang sebelumnya sempat digunakan sebagai Rumah Sakit Khusus Penyakit Kulit dan Kelamin itu merupakan aset Kemenkes di Kota Surabaya,” ujarnya, Kamis (14/10/2021).
Baca juga:
- Tingkatkan Layanan Masyarakat, Diskominfo Jatim Jalin Kerja Sama dengan DP3AK
- Hadirkan Senja Utara Festival 2024, Pemkot Surabaya Suguhkan Musik Jazz Berkonsep Tepi Pantai Kenjeran
- Gelorakan Semangat Pejuang, Pemkot Surabaya Gelar Parade Juang 2024
Lebih lanjut Nizar menjelaskan, ada beberapa hal yang dijadikan pertimbangan pihaknya agar RS Pusat OJK bisa direalisasikan. Salah satunya adalah masih banyak orang memilih berobat ke luar negeri yang ternyata hal itu bisa dilakukan di Indonesia. “Pengobatan ke luar negeri justru membuat biaya membengkak hingga triliunan rupiah,” terangnya.
Sebab itu, dirinya ingin agar ketahanan kesehatan nasional perlu ditingkatkan, termasuk di Provinsi Jawa Timur (Jatim) yang selama ini kerap dijadikan rujukan layanan kesehatan sejumlah daerah di Indonesia bagian timur. “Layanan RS Pusat OJK ini berkelas internasional, namun juga tetap merangkul dan melayani masyarakat luas,” ujarnya.
Selain itu, jika terealisasi, Nizar berharap layanan penangan penderita gangguan kesehatan pada otak, jantung, hingga penderita kanker di Jatim dan Indonesia timur bisa segera terlayani dengan baik. Begitu juga dengan perputaran alokasi dana kesehatan agar tak lari ke luar negeri.
Lebih lanjut dirinya menyampaikan, bahwa di atas lahan dengan luas sekitar 54.000 m² dan menempati gedung yang dibangun pada tahun 1954 itu, dinilai sangat layak dan representatif untuk dijadikan RS Pusat OJK. “Dalam pembangunannya, kawasan itu hendak dibangun dan ditangani langsung oleh Kemenkes RI, juga dengan seluruh pendanaannya,”ucapnya.
Nizar juga ingin agar kearifan lokal tetap dipertahankan, salah satunya dengan melestarikan bangunan yang telah ditetapkan menjadi cagar budaya di sana. Selain itu, ia ingin agar masyarakat umum dari seluruh Jatim juga bisa berobat di sana dengan biaya murah. Bahkan, menggunakan BPJS sekali pun. “Sebagai rujukan tertinggi untuk para pasien peserta BPJS juga,” ujarnya.
Sementara itu, penanggung jawab RSLI Surabaya, Laksamana Pertama (Laksma) Ahmad Samsul Hadi mengamini hal itu. Dirinya mengaku, meski masih menjadi RS rujukan Covid-19, bukan berarti para Nakes tak bisa melakukan beragam kegiatan medis serupa untuk penyakit lainnya. “Kami yakin, para Nakes dan personel RSLI Surabaya siap untuk mengisi formasi di RS Pusat OJK apabila nanti dioperasikan,” terangnya. (ade/gie)
- Pemerintahan4 tahun
Dana Hibah Rp 2,9 Triliun 11 OPD Provinsi Jatim Diduga Fiktif
- Hukum & Kriminal5 tahun
Advokad Sa’i Rangkuti Blokir Sertifikat Budi Hartono Sidarta, Sengketa Tanah Jalan Raya Babatan VI Unesa Lidah Wetan
- Pemerintahan5 tahun
RSUD dr Soetomo Dikabarkan Overload, DPRD: Pemkot Surabaya Sebaiknya Optimalkan Puskesmas
- Pendidikan5 tahun
ITS dan Unair Bekerjasama Pembuatan Robot RAISA
- Komunikasi Sosial5 tahun
Sahabat Pena Out Bond Bersama Anak Yatim Yayasan Al Ashar
- Pemerintahan5 tahun
Jelang PSBB, Pemkot Surabaya Terapkan Protokol Kesehatan di Pasar Keputran Utara
- Hukum & Kriminal5 tahun
Sa’i Rangkuti Assosiates All Out Dampingi Vivi Damayanti, Sengketa Tanah Jalan Raya Babatan VI Unesa Lidah Wetan
- Pemerintahan5 tahun
Tambang Emas Tumpang Pitu Banyuwangi Bermasalah, Khofifah Terjunkan Tim Inspektur Tambang dan Tim Pengawas