SEKITAR KITA
Seluruh Kelurahan di Surabaya Berstatus Zona Hijau
Memontum Surabaya – Kasus aktif Covid-19 di Surabaya semakin melandai. Berdasarkan perhitungan indikator PPKM Darurat berbasis wilayah, 154 kelurahan dari 31 kecamatan di Kota Surabaya, telah berstatus zona hijau atau kategori Level 1.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya, Febria Rachmanita, mengatakan masih ada 51 kasus aktif di Surabaya. Dari jumlah tersebut, rata-rata kasus di wilayah kelurahan paling tidak di bawah 5 kasus atau kategori zona hijau dan Level 1.
Baca juga:
“Kasus yang ada sudah semakin melandai. Kasus aktif total masih ada 51 (Data per 7 Oktober 2021). Rata-rata di kelurahan, paling tidak di bawah 5 kasus,” kata Febria Rachmanita atau Feny-sapaan akrabnya, Minggu (10/10/2021).
Feny menjelaskan, bahwa penilaian level berdasarkan indikator PPKM Darurat berbasis wilayah tersebut, dilakukan dengan skema menghitung jumlah kasus konfirmasi kumulatif aktif atau jumlah penduduk X 100 ribu. “Targetnya, kurang dari 20 kasus aktif kumulatif per 100 ribu penduduk (Level 1). Artinya, setiap 5 ribu penduduk diharapkan tidak lebih dari 1 kasus aktif,” kata Feny.
Lebih lanjut Feny menjelaskan, bahwa data Dinkes Surabaya mencatat 51 kasus aktif tersebut tersebar di 21 wilayah kecamatan. Atau, rata-rata kasus aktif di wilayah kecamatan ini masih di bawah 5 kasus. Sebanyak 51 kasus aktif yang berada di wilayah kecamatan tersebut, yakni di Sukomanunggal 1 kasus aktif, Tandes 2 kasus aktif, Sambikerep 3 kasus aktif, Tegalsari 1 kasus aktif, Bubutan 3 kasus aktif, Pabean Cantikan 3 kasus aktif dan Kecamatan Semampir sebanyak 5 kasus aktif.
Kemudian, tambahnya, Krembangan 2 kasus aktif, Kenjeran 3 kasus aktif, Tambaksari 4 kasus aktif, Gubeng 2 kasus aktif, Rungkut 4 kasus aktif, Gunung Anyar 3 kasus aktif dan Sukolilo 2 kasus aktif. Selanjutnya, Mulyorejo 3 kasus aktif, Sawahan 1 kasus aktif, Wonokromo 3 kasus aktif, Karang Pilang 2 kasus aktif, Wiyung 1 kasus aktif, Wonocolo 1 kasus aktif dan Jambangan 2 kasus aktif.
Pihaknya akan konsisten melakukan tracing secara massif kurang dari 48 jam dengan rasio tracing cakupan minimal 1:15. Juga, memastikan semua sasaran tracing harus dilakukan swab (RDT-Antigen atau RT-PCR). “Kita juga melakukan evakuasi cepat untuk kasus baru yang terkonfirmasi positif, baik dari hasil RDT-Antigen maupun RT-PCR ke tempat isolasi dan karantina terpusat (Isoter) berbasis wilayah kurang dari 24 jam setelah hasil pemeriksaan keluar,” paparnya.
Lebih lanjut dirinya juga menambahkan, bahwa percepatan kegiatan vaksinasi wilayah, baik dosis 1 maupun dosis 2 juga terus dimasifkan. “Kita juga melakukan pemantauan secara rutin dan terus-menerus untuk memastikan tidak ada penambahan kasus baru dan kasus aktif selama 28 hari sampai menuju 0 kasus,” ungkapnya.
Bahwa hingga saat ini capaian vaksinasi dosis 1 di Kota Pahlawan telah mencapai sekitar 109 persen. Sedangkan vaksinasi dosis 2, telah mencapai sekitar 75 persen. Untuk lansia 90 persen. “Targetnya itu 100 persen penduduk Surabaya” tambahnya. (ade/gie)
- Pemerintahan4 tahun
Dana Hibah Rp 2,9 Triliun 11 OPD Provinsi Jatim Diduga Fiktif
- Hukum & Kriminal5 tahun
Advokad Sa’i Rangkuti Blokir Sertifikat Budi Hartono Sidarta, Sengketa Tanah Jalan Raya Babatan VI Unesa Lidah Wetan
- Pemerintahan5 tahun
RSUD dr Soetomo Dikabarkan Overload, DPRD: Pemkot Surabaya Sebaiknya Optimalkan Puskesmas
- Pendidikan5 tahun
ITS dan Unair Bekerjasama Pembuatan Robot RAISA
- Komunikasi Sosial5 tahun
Sahabat Pena Out Bond Bersama Anak Yatim Yayasan Al Ashar
- Pemerintahan5 tahun
Jelang PSBB, Pemkot Surabaya Terapkan Protokol Kesehatan di Pasar Keputran Utara
- Hukum & Kriminal5 tahun
Sa’i Rangkuti Assosiates All Out Dampingi Vivi Damayanti, Sengketa Tanah Jalan Raya Babatan VI Unesa Lidah Wetan
- Pemerintahan5 tahun
Tambang Emas Tumpang Pitu Banyuwangi Bermasalah, Khofifah Terjunkan Tim Inspektur Tambang dan Tim Pengawas