SEKITAR KITA
PPKM Diperpanjang, Pelaku UMKM Keluhkan Pendapatan
Memontum Surabaya – Dampak pemberlakuan dan perpanjangan PPKM Level 4 Jawa-Bali berpengaruh pada perkembangan usaha UMKM di Surabaya. Hingga saat ini, banyak pelaku UMKM yang mengeluh usahanya tersendat karena sepinya pembeli. Bahkan, banyak pula UMKM yang berhenti produksi sementara waktu.
Salah seorang pelaku UMKM di wilayah Krembangan-Surabaya, Tien Iswanti (53), mengaku jika usaha Wedang Songo dan Ayam Kriwil miliknya menurun drastis selama PPKM. “Ya, selama PPKM ini yang jelas perekonomian atau income menurun drastis,” ujar Tien, Minggu (08/08) tadi.
Baca juga:
- Gelorakan Semangat Pejuang, Pemkot Surabaya Gelar Parade Juang 2024
- Lepas Khafilah MTQ Jatim, Pj Gubernur Adhy Motivasi Peserta Bisa Juara Umum
- Pj Gubernur Adhy Lakukan Penyerahan SK Perpanjangan Masa Jabatan Pj Wali Kota Kediri
- Jangkau Layanan Kesehatan, Tim Yankes Bergerak ke Pulau Sapudi Sumenep Temui Pj Gubernur
- Tiga Hakim PN Surabaya Terjaring OTT Kejaksaan Agung
Dirinya menyebutkan, sebelum PPKM diberlakukan pemerintah, usaha miliknya selalu ramai. Pesanan baik dari perusahaan, instansi pemerintah ataupun masyarakat umum, cukup banyak atau lumayan.
“Biasanya yang pesan dari perusahaan dan rumah tangga. Satu hari, wedang Songo dan Rice Bowl, perkiraan sehari 60 sampai 65 bowl. Tetapi sekarang, sama sekali tidak ada pesanan selama PPKM,” ungkapnya.
Kondisi tidak jauh berbeda, pun dirasakan pemilik UMKM Cokelat, Nur Aisah. Dirinya mengaku, kalau pendapatan selama PPKM sedikit dan mengganggu usahanya.
Wakil Ketua Komisi B DPRD Surabaya, Anas Karno, saat dihubungi terpisah mengaku turut prihatin atas tersendatnya usaha para pelaku UMKM. Dirinya berharap, kondisi ini mendapat perhatian khusus pemerintah kota.
“PPKM Level 4 ini, Dinas Koperasi maupun Dinas Perdagangan untuk mensupporting lebih UMKM. Sehingga, perekonomian bisa berkembang, hidup dan tetap eksis,” kata Anas.
Menurutnya, perhatian khusus pemerintah terhadap pelaku UMKM, diharapkan mampu bisa mendongkrak perputaran ekonomi di tingkat bawah. Karena UMKM merupakan ekonomi kerakyatan, yang memiliki produk lokal.
“Dalam kondisi seperti ini, UMKM harus diberi support yang lebih, karena tingkat ekonomi dasar adalah UMKM,” tuturnya.
Selama PPKM ini, dirinya mengaku terus berkeliling menemui pelaku UMKM di tiap kecamatan, untuk memastikan perkembangan usaha mereka. (ade/sit)
- Pemerintahan4 tahun
Dana Hibah Rp 2,9 Triliun 11 OPD Provinsi Jatim Diduga Fiktif
- Hukum & Kriminal5 tahun
Advokad Sa’i Rangkuti Blokir Sertifikat Budi Hartono Sidarta, Sengketa Tanah Jalan Raya Babatan VI Unesa Lidah Wetan
- Pemerintahan4 tahun
RSUD dr Soetomo Dikabarkan Overload, DPRD: Pemkot Surabaya Sebaiknya Optimalkan Puskesmas
- Pendidikan5 tahun
ITS dan Unair Bekerjasama Pembuatan Robot RAISA
- Komunikasi Sosial5 tahun
Sahabat Pena Out Bond Bersama Anak Yatim Yayasan Al Ashar
- Pemerintahan5 tahun
Jelang PSBB, Pemkot Surabaya Terapkan Protokol Kesehatan di Pasar Keputran Utara
- Hukum & Kriminal5 tahun
Sa’i Rangkuti Assosiates All Out Dampingi Vivi Damayanti, Sengketa Tanah Jalan Raya Babatan VI Unesa Lidah Wetan
- Pemerintahan5 tahun
Tambang Emas Tumpang Pitu Banyuwangi Bermasalah, Khofifah Terjunkan Tim Inspektur Tambang dan Tim Pengawas